NEISSERIA MENINGITIDIS
NEISSERIA MENINGITIDIS
1. Sejarah Neisseria meningitidis
Penyakit yang di sebabkan Neisseria meningitidis pertama kali ditemukan pada tahun 1805 di geva swis dan di sebut sebagai meningitis epimika. Satu tahun kemudian terjadi wabah medifleid, massachusetts yang merupakan wabah yang pertama kali di amerika utara. Human penyebabnya baru ditemukan pada tahun 1887, waktu weichsel baum menemukan diplokokus negative gram dalam likuor serebrospin penderita.
2. Klasifikasi dan Taksonomi Bakteri Neisseria Meningitidis
Dalam hal ini akan disampaikan beberapa hal mengenai bakteri Neisseria Meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah satu penyebab penyakit meningitidis tersebut. Penyakit meningitidis meningokokus merupakan peradangan selaput otak dan sum-sum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Meningitidis. Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini hewan bukan merupakan pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri meningitidis yang bersifat endemis
Klasifikasi bakteri Neisseria Meningitidis adalah :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Protebacteria
Class : Beta Proteobacteria
Order : Neisseriales
Famili : Neisseriaceae
Genus :Neisseria
Species : Neisseria Meningitidis
3. Morfologi
Bakteri neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik morfologinya dan Neisseria gonorroeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira 0,8 um. Neisseria meningitis tidak bergerak (non motif) dan tidak mampu membentuk spora, masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan. Bakteri meningikokus ini dapat mengalami otolisis dengan cepat, hal ini khususnya dalam lingkungan alkali. Bakteri neisseria meningitis ini memiliki enzim oksidase. Mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat organik yang kompleks (mislanya: darah atau protein binatang dan dalam atmosfer yang mengandung co2 5%) Ganococus biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan Neisseria lain.
4. Struktur antigen bakteri Neisseria Meningitidis
Delapan grup nesseria meningitidis, yaitu A, B, C, D, X, Y, Z ditentukan atas dasar reaksi aglutinasi. Organisme dalam grup A, B dan C merupakan penyebab penyakit utama di klinik. Antigen kapsuler grup A terdiri dari N aseetil dan O aseetil inosanin fosfat. Antigen B dan C terdiri dari polimer asem neuraminat (sialic acid). Antigen kapsuler dari grup-grup meningokokus lainnya belum diketahui sifat-sifatnya, identifikasi dan ferifikasi antigen polisakarida grup A, B, C telah menghasilkan kesimpulan bahwa antigen ini dapat dibagi dan dipakai sebagai vaksin.
Selanjutnya grup B ini masih dapat dibedakan lagi dengan teknik bakterisid menjadi paling sedikit 10 seropit yang berbeda. Teknik seropit bakterisid telah dipakai secara epidemeologic untuk memriksa epidemic yang disebabkan oleh kuman meningokokus grup C. Reaksi-reaksi antibody bacterisid dengan beberapa strain Neisseria gonorrhoe pernah dilaporkan pada saat ini telah ditemukan identifikasi strain meningokokus penyebab epidemic, namun peranannya dalam imunitas dan pembuatan vaksin masih tetap kurang jelas.
Selain antigen polisakarida kapsuper masih ada antigen somatic yang berupa fraksi nukleoprotein dan antigen karbohidrat somatic. Zat-zat ini secara kimiawi belum dapat ditentukan dan nampaknya biasa ditemukan pada Neisseria dalam suatu serogrub yang spesifik, mungkin antigen-antigen ini ikut mengambil bagian dalam peristiwa praksi silang yang terlihat dalam tes agluinasi.
5. Biokimia mikroorganisme (pewarnaan bakteri)
Bakteri neisseria meningitidis (meningokokus) adalah identik dalam pewarnaan dan karakteristik morfologi dengan neisseria gonorrhoeae, namun pada tingkat ultrastruktural, neisseria meningitidis memiliki kapsul polisakarida antiphagocytic. Neisseria meningitidis strain dikelompokkan berdasarkan polisakarida kapsuler mereka menjadi 12 serogrup. Beberapa dibagi berdasarkan adanya protein membran luar dan antigen lipopolisakarida.
Neisseria meningitidis biasanya dibedakan dari spesimen darah dalam media pepton dalam ruangan lembab yang mengandung 5-10% Co2 semua media harus dihangatkan sampai 37° sebelum inokulasi karena organisme sangat rentan terhadap suhu diatas atau dibawah 37° sifat ini agak unik diantara bakteri lainnya. Selain itu, organisme cenderung mengalami otolisis cepat setelah kematian baik secara in vitro dan in vivo, ini menjelaskan penyebaran lipopolisakarida (endotoksin) selama septikimia dan meningitis.
Organisme ini cenderung tinggal di nasofaring postorior pada tahap awal posterior manusia, dan manusia adalah satu-satunya host individu yang terjajah adalah pembawa patogen yang dapat menularkan penyakit kepada individu nonimmune. Bakteri ini juga berkoloni di nasofaring posterior pada tahap awal infeksi sebelum invasi meningis.
Spesimen untuk pemeriksaan neisseria meningitis dapat berasal dari darah, cairan serebrospinal, cairan sum-sum tulang belakang dan swab tenggorokan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pewarnaan gram, kultur bakteri, uji biokimia, dan uji imunoserologi, kultur dari swab tenggorokan dapat dilakukan untuk mengetahui penderita yang carier. Pada pewarnaan gram, neisseria meningitidis bersifat gram negatif dengan ciri khas sel yang berbentuk diplokokus yang menyerupai biji kopi atau ginjal. Pewarnaan gram biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi kemurnian dari kultur neisseria meningitis atau untuk identifikasi langsung dari cairan serebrospinal.
Bakteri yang tumbuh pada agar darah selanjutnya dapat diuji dengan reagen kovac untuk uji oksidase, uji aglutinasi untuk menentukan serogrub, dan dilengkapi dengan uji biokimia gula-gula, uji oksidase kovac dilakukan untuk menentukan keberadaan sitokrom oksidase. Reagen kovac mengandung 1% tetrametyl-p phenylenediamine hydrochioride yang akan membentuk warna ungu ketika ditambahkan koloni dari biakan neisseria meningitidis. Uji aglutinasi dilakukan untuk menentukan serogroup polisakarida atau kelas protein OMP. Pada uji gula-gula neisseria meningitidis menunjukkan reaksi pofitif dengan glukosa dan maltose, sedangkan negatif dengan laktosa dan sukrosa.
6. Ekologi mikroorganisme (syarat tumbuh)
Neisseria meningitidis (meningokokus) merupakan bakteri gram negatif yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber lain selain manusia (transferin dan laktoferin). Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sum-sum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi lainnya pada orang dewasa dan anak-anak. Neisseria gonorrhoeae, juga merupakan kokus gram negatif alami pada manusia, yang bisa mengenai uretra, vagina dan anus dan bisa menjalar ke sendi. Banyak spesies Neisseria yang secara normal hidup di tenggorakan dan mulut, vagina dan anus, tetapi mereka jarang menyebabkan infeksi.
Neisseria meningitidis tumbuh baik di media yang mengandung serum atau darah dan suhu untuk tumbuh 25-43°C. Suhu optimum 37°C dan PH 7,4-7,6 pada serum agar koloni transparan kecil lebih besar dari diplokokus pnewmonia bulat tepinya meninggi dan berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti berembun, koloni cepat mengadakan otolisis. Pada media cair tumbuh dekat permukaan dan menyebabkan kekeruhan seperti embun dan membentuk endapan pada dasar tabung dan membutuhkan O2 untuk pertumbuhan maksimal.
Komentar
Posting Komentar